Kamis, 02 Desember 2010

JIKA MMT DITERAPKAN

Belakangan ini dunia Islam dihebohkan dengan rencana pemerintahan Arab Saudi yang sedang merampungkan jam terbesar di dunia. Jam yang berbentuk kubus empat sisi dan memiliki diameter 40 meter ini dipasang di menara Abraj Al-Bait.
Jam Makkah ini ditemukan oleh Yasin a-Shouk asal Palestina. Ia mengatakan bahwa Jam Makkah bergerak berlawanan dengan arah jarum sebagaimana rotasi tawaf keliling Ka'bah. Penemuannya semakin menguat manakala April 2009 dilangsungkan konferensi ilmiah "Makkah sebagai Pusat Bumi : Teori dan Praktik" di Dhoha, Qatar yang kemudian menegaskan bahwa Makkah sebagai pusat Bumi.
Dengan dipasangnya jam terbesar ini, pemerintah Arab Saudi kemudian memiliki ambisi untuk menggeser kedudukan Greenwich Mean Time (GMT) di Inggris yang selama ini menjadi pusat waktu dunia, menjadi Makkah Mean Time (MMT)
Kenapa Makkah ?
Tahun 1978 Kepala Bagian Ilmu Ukur Bumi Universitas Riyadh, Saudi Arabia, Dr. Husain dan kawan-kawannya melakukan studi. Ia menemukan bahwa pada saat ditelaah dari ilmu geografi (ilmu bumi) dan geologi (ilmu tanah), Makkah adalah pusat bumi.
Kemudian pada konferensi di Dhoha-lah hasil penemuan itu dipublikasikan. Konferensi tersebut juga lahir rekomendasi berupa ajakan umat Islam di dunia untuk mengganti acuan waktu yang tadinya di Greenwich ke Makkah.
Hal itu juga dikuatkan dengan pernyataan Ulama Mesir Yusuf Qardhawi yang sepakat dengan pendapat Makkah sebagai pusat bumi. Lebih tepatnya sebagai poros bumi karena menurutnya Makkah berada di titik keselarasan magnetis (utara) sempurna bumi, selain itu Makkah merupakan Zona Nol Magnet.

*******
Dikutip dari : Buletin Jum'at AL-MAIDAH Edisi 49
Tahun XVIII, 26 Dzulhijah 1431 H / 3 Desember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar